Sumatera Peace Summit 2014
Akhir
weekend kusibukkan dengan berselancar
di dunia maya mencari informasi sana-sini. Keinginanku ingin mengikuti event ke luar kota begitu besar. di
antara deretan informasi, mataku menangkap agenda bertajuk “Sumatera Peace
Summit”. Usut punya usut di dalamnya ada agenda konferensi perdamaian untuk
pemuda se-Indonesia. Tekatku cuma satu “mencoba
apapun hasilnya”. Dengan mengisi formulir dan esai yang menerangkan renca pasca
konferensi tersebut. Kala itu aku benar-benar kebingungan mengisi kolom esai
tersebut. Karena di kampus sering diadakannya seminar, maka kutuliskan saja “seminar
persatuan”. Aku tak berharap banyak,
gagal pun tak apa, setidaknya menghabiskan jatah gagal, begitu pikirku. Waktu pun
bergulir, aku bahkan lupa kapan acara itu dilaksanakan ditambah kesibukan ujian
semester tiga yang menyita waktu. Tetapi kalau rezeki tak kan kemana, aku
hampir tak percaya sebuah email
mengisi inbox-ku berisi pengumuman
bahwa aku terpilih menjadi satu di antara lima puluh duta perdamaian. Wow...
amazing.. ! Tetapi sayangnyabatas waktu konfirmasi telah seminggu berlalu. Saat
itu aku kembali pasrah, tapi tetap berusaha menghubungi panitia. Ternyata
hasilnya luar biasa, aku masih mendapat kesempatan. Semua persyaratan kusiapkan
dengan seksama, namun aku tak tahu apa yang harus kulakukan dengan project plan, yang katanya harus
dipersentasikan di sana. 15 Januari 2014
kulangkahkan kaki di stasiun Kertapati. Sebuah perjalan panjang menantiku,
kereta api ekonomi itu membawaku ke tanah “Sang Bumi Ruwa Jurai”. Menghabiskan hampir
dua belas jam di kereta cukup melelahkan ternyata. Di kota Siger itu aku
ditampung oleh seorang peserta juga, Anggi, begitu aku menyapanya.
Jum’at,
17 Januari 2014, hari H itu tiba juga. Dari kosan Anggi di Sukarame, aku, Anggi,
Clara, Nina, Kak Aan, Robi, Kak Ihsan serta Kak Lani bertolak menuju lokasi. Di
perjalanan perkenalan pun tak terelakkan, Anggi dan Kak Aan dari IAIN Raden
Intang Lampung, si Robi mahasiswa Undip Semarang, Nina yang kuliah di Bangka,
si Clara gadis Unsri dan Kak Lani, guru di Sekayu Sumsel. Kampus IBI Darmajaya
menjadi tempat perhelahatan “Sumatera Peace Summit” yang diselenggarakan IFL
Lampung di hari pertama. Teman-teman sesama peserta dari seluruh penjuru
Indonesia hadir di sana. Jum’at itu berbagai materi dari pembicara hebat itu
disuguhkan ke hadapan kami.
Ada Mr. Michele, dari UNESCO PBB, Ibu Alisya Wahid, Pak Ted Duta Besar Amerika, dan Kak Andhika delegasi UI untuk MUN.
Pengetahuan internasional menyelimuti ruangan itu. Subhanallah, aku tak percaya bisa bertemu mereka. petang harinya dengan bus BRT kami di angkut ke Tabek Indah Resort, hunian bernuansa pedesaan itu sungguh menyejukkan hati. Di sanalah kami menginap.
Ada Mr. Michele, dari UNESCO PBB, Ibu Alisya Wahid, Pak Ted Duta Besar Amerika, dan Kak Andhika delegasi UI untuk MUN.
Pengetahuan internasional menyelimuti ruangan itu. Subhanallah, aku tak percaya bisa bertemu mereka. petang harinya dengan bus BRT kami di angkut ke Tabek Indah Resort, hunian bernuansa pedesaan itu sungguh menyejukkan hati. Di sanalah kami menginap.
Kemudian
materi inspiring mengisi malam kami, Kak Richard, alumni penerima beasiswa SUSI
itu memberi materi luar biasa. Project
Plan. Sehingga aku mengerti apa yang dimaksud dengan Project Plan itu dan semakin menyadari bahwa pemuda itu berperan
penting dalam mewujudkan perdamaian di Indonesia ini. Karena penjelasan kakak
keturunan Tiong Hoa ini pula aku mengubah project
plan-ku. Volunteer, relawan
pendidikan di tempat-tempat seperti rumah singgah itulah rencanaku pasca SPS. Sederhana
memang. Tapi itulah yang sangat ingin kulakukan. Selain itu ada materi dari Kak
Iman Usman, mahasiswa Berprestasi Nasional tahun 2011, dengan materi bertema
sama semakin meledakkan semangat kami. Ada juga materi tentang peranan Media,
ICRC, dan dari Bang Rama. Hebat sekali, kawan !
Peserta
dan Panitia SPS pun luar biasa. Sungguh. Dari peserta, ada Kak Hendri, penulis best
seller yang novelnya akan difilmkan oleh Hanung sekaligus dia punya sekolah
bertaraf internasional, pengetahuannya pun luas sekali, seluas Indonesia. ada Kak
Lani, yang tahu banyak tentang kebudayaan Indonesia. dan teman sekamarku, ada
kak Yuri dan Kak Resti. Kak Yuri ini Duta Pariwisata dari Medan, jadi dia tahu
segalanya tentang Sumatera Utara. Serta Kak Resti dari Riau, penyuka shuffle dance ini akan berangkat ke
Filiphina April mendatang. Hati-hati di Jalan, Kak. Oya, ada juga Dinar putri
Bengkulu dan Dika anak Medan yang lulus GYM di India Februari kemarin, sayang
sekali karena kecelakan Dinar harus mengikhlaskan kesempatan emasnya itu.
Tetapi dia wanita multitalenta, piawai bermain biola, pencinta seni sejati
menurutku. Ada Kak Ika dari UGM dan Kak Anggun yang semangat nekatnya luar
biasa. salah satu peserta yang menjadi sorotan karena keunikannya, yah kawan
kita dari Papua, Kak Papoy, kami memanggilnya demikian. Ada juga Kak Aan, ketua IKAHIMATIKA wilayah 2 ini sering sekali berpartisipasi di kegiatan kepemudaan. Oya, ada Kak Riska, yang Medoook banget, kemarin ia lulus IYD di Papua, loh. Si Eneng juga lolos di IYD semarang. Kak Ihsan, ini anak Metro, ketua himpunan di jurusannya. Clara, peserta dari Palembang juga yang tulisannya keren banget, oya good luck agenda GPv di Medannya. itu beberapa di
antaranya, setiap orang punya keistimewaan tersendiri. Di samping itu Panitia
juga tak kalah hebatnya, Kak Hetty, ketua pelaksana SPS sendiri merupakan
alumni SUSI juga. Dan berita terbaru, ia lulus seleksi simulai sidang PBB di
tiga negara Eropa. Oh My God ! ada Kak Fadlan, ini nih pemain scrabble tingkat dunia :D Dengan scrabble ia menjelajahi negara demi
negara. Masih banyak lagi prestasi mereka kawan, dan kabar ter-up to date, IFL ini berangkat ke Belgia
untuk mengikuti Harvard MUN. Subhanallah... Pemuda-pemuda luar biasa ! Dari
mereka semua aku mendapat semangat baru. Menhidupkan mimpi-mimpiku yang hampir
kukubur dalam diam.
Oh iya, satu agenda yang tak bisa terlupakan pula yaitu mengunjungi Desa Balinuraga, aku lebih suka menyebutnya Bali-nya Sumatera. Dengan sambutan luar biasa kami menyelusuri jengkal demi jengkal tanah bekas peperangan antar suku itu. Yah, sesuai dengan tema kegiatan kami, “perdamaian”, maka kami mencoba menelisik cerita dari warga yang mayoritas berasal dari Bali ini. Di sana juga masih menyisahkan puing-puing saksi bisu peperangan itu pernah terjadi. Berbagai pura dan ke-khasan lainnya seolah mengantarkan kami di Bali. Saking asyiknya berkeliling, aku dan kelompokku ketinggalan bus. Panik sekali kami dibuatnya. Untung ada Pak camat yang berbaik hati mengantar kami sampai bersua dengan bus rombongan. Agak memalukan sih.. tapi unforgettable memoriam :D
Semangat SPS berhembus di setiap helaan nafasku. Project Plan-ku yang sederhana itu akan kuwujudkan. Meskipun tak
sehebat rencana yang lain, setidaknya aku ingin berbagi dengan menjadi
volunteer, relawan pendidikan.
Untuk
peserta SPS di mana pun berada, kalian inspiring
sekali....... Anggi,
Clara, Nina, Nengah, Eneng, Dinar, Novi,Velin, Kak Yuri, Kak Resti, Kak Intan,
Kak Santi, Kak Novita, Kak Tari,Kak Anggun,Kak Arinta, Kak Ika, Kak Retia, Kak
Riska, Kak Lani, Kak Aan, Dika, Kak Bili, Robi, Kak Hendri, Kak Papoy, Kak
Faisal, Veron, Febri, Kak Ihsan, Feri, Kak Yusuf, Arjuna, Gani, Dan Sergio. (maaf, jika
ada yang belum atau salah disebutkan )
inspirasi rhona,.. fighting untuk project plan ny y,.. :)
BalasHapusthank you so much uniii.. yes, I will. :)
Hapus