INSPIRASI DI PENGHUJUNG JUNI
Malas baru saja
menghampiriku dan amboinya kipas angin ini menggodaku untuk merebahkan diri
ini. Aku merasa letih dengan semua rutinitas yang menghimpitku. Aku ingin
pulang, teriak batinku. Tugas kuliah, ujian, amanah organisasi menumpuk di
pundak. aku rindu hidup nyaman.. eits
tiba-tiba Trans7 menayangkan kisah hidup seorang Farhan. Kisah orang pinggiran
yang membuatku meneteskan air mata petang ini. Anak kecil ini harus menjalani
hidup yang berat. Ia dan kedua adiknya tinggal bersama neneknya. Namun, yang
membuatku semakin tak tega,neneknya mengalami gangguan jiwa. Masya Allah, berat
sekali tanggung jawabmu, Nak.. Farhan harus berjalan dari satu desa ke desa
yang lain untuk mengais sampah. Ya, mengais sampah. Anak usia SD ini terus
berjalan demi menyambung hidup. Ia mengumpulkan sampah untuk membantu kehidupan
sehari-hari dan untuk jajan kedua adiknya. Ia tak ingin adiknya merasakan apa
yang ia alami. Subhanalllah, sungguh mulia hatimu.
Semakin banyak sampah
yang ia dapat, semakin berat beban yang harus ia bawa di punggungnya. Namun,
semakin banyak rupiah yang akan dia dapat. Semakin banyak? Seberapa banyak
? 5 kg sampah dihargai enam ribu rupiah.
Perjuangan berkilo-kilo meter itu cuma E-N-A-M ribu rupiah. Buat beli bakso
semangkuk pun tak cukup. Tapi Farhan tetap BERSYUKUR. Subhanallah.....
kupandangi gadget di hadapanku, notebook, smartphone. Kuingat kembali
berapa jumlah uang yang kuhabiskan.
Masihkah aku tak mau bersyukur ? kerap kali rasa iri bersemayam dalam diri ini
melihat si-A, si-B, si-C. Hidup mereka yang lebih mewah, beli ini-itu dengan
mudah. Buku harga selangit pun bisa mereka beli. Batinku merengek, wajar mereka
lebih berpengetahuan, apapun yang mereka cari bisa didapat dengan mudah.
Seujung kukunya saja. Sekarang saatnya tengok Farhan, semangat hidup luar
biasa, harus memulung tiap hari, tetapi ia tetap semangat sekolah. Letih tentu
menghampirinya, tapi ia terus bergerak. Dia harus mengerjakan pekerjaan rumah
tangga, seperti mencuci pakaian. Dan ketika ada tetangga yang meminta
bantuannya, tanpa jeda ia langsung melakukannya. Subhanallah...
Di
sela-sela rutinitas ini, Farhan bak menamparku. Apa yang kulakukan ? menuntut
ilmu pun merasa lelah? Banyak sekali kisah yang menyentuh hati, semoga saja
kisah ini tidak hanya menyadarkan di detik ini saja.
Untuk
Farhan, semoga Allah memberikan kekuatan luar biasa padamu dalam menjalani
hidup. Sukses dunia dan akhirat untukmu. Terima kasih telah menginspirasi
petang ini.
Palembang, di penghujung Juni
2014
16:12 WIB
Komentar
Posting Komentar